“sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama” mungkin kalimat ini sama sekali tidak asing terdengar, dan tentunya kalimat yang bisa kita jadikan motivasi untuk berubah lebih baik ini sangatlah bermakna. Sebagai manusia ciptaan tuhan sudah barang tentu ada tujuan yang diamanahkan-Nya dipundak kita yang harus dipenuhi untuk bekal kelak kembali pada-Nya.
Manusia
pada dasarnya adalah kertas putih yang kemudian tergantung pada siapa yang
menggunakan dan tinta apa yang digunakan untuk mengukir di atasnya . bahkan John Locke
berpendapat dengan teori empirismenya bahwa manusia sejak lahir masih bersih seperti tabula rasa, dengan
teori tabula rasa ini, kemudian tinggal bagaimana kehidupan selanjutnya
mempengaruhinya lebih tepatnya lingkungan sangat berperan penting dalam
membentuk kepribadian manusia yang baik.
Kembali
pada sabda Nabi di atas bahwa hal yang harus dan merupakan kewajiban bagian
setiap manusia adalah menjadi manusia terbaik, hal ini tentunya tidak sulit
untuk dicapai, tentunya saat ini yang
pertama kali harus kita lakukan adalah menjadi pahlawan kontenporer
.
.
Berbicara tentang
pahlawan mungkin bayangan kita akan tertarik pada beberapa tahun yang lalu lebih
tepatnya peristiwa 10 Nopember yang dilakukan oleh arek-arek Suroboyo dalam
mempertahankan bumi pertiwi kita, namun
saat ini kita tidak perlu lagi angkat tombak atau anak panah untuk mengalahkan
musuh lagi, karena saat ini musuh yang nyata bagi setiap manusia adalah hawa
nafsu yang justru jauh lebih licik daripada para penjajah saat itu. Hawa nafsu
yang laksana anak kecil yang selalu membutuhkan ibunya dan tidak akan pernah
berhenti sampai disapih. Dengan demikian manusia sebagai mkhluk paling sempurna
tidak boleh kalah melawan musuh yang satu ini, karena kemenangan manusia kali
ini kunci utama menuju kiat berikutnya dalam mencapai tujuan untuk menjadi
manusia terbaik.
Langkah
selanjutnya adalah melakukan refleksi terhadap individu, mungkin kali ini kita
harus mau merendahkan diri dengan berusaha bercermin pada rumput yang istimewa,
rumput yang bermanfaat bagi sesama bangsanya. Padi itulah yang dimaksud kali
ini. Keberadaan padi sangat berarti bagi rumput-rumput lain, karena jika batang
padi tumbuh dengan subur maka rumput-rumput disekelilingnya akan berterima
kasih karena membuat mereka ikut tumbuh subur bersamanya. Jika padi yang tidak
berakal saja mampu mengorbankan dirinya untuk kebaikan bersama, akankah manusia
sebagai makluk yang memiliki kesempurnaan dengan berbagai kelebihan yang
dimilikinya mau menyerah begitu saja dengan mengaku kalah berkompetisi dengan
padi? Pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban lagi, karena sudah semestinya
manusia yang lebih hebat harus berperan hebat jugaminimal berperan seperti
batang padi yang mampu menghadirkan kedamaian dan kebahagiaan pada sesame rumput
bergoyang, bukan menjadi rumput yang
ditolong yang tidak pandai berterima kasih, akan tetapi menjadikan dirinya
sebagai boomerang bagi sang padi. Semakin rumput itu subur kesuburan padi
semakin terancam. Dari sini kita harus belajar pada padi, karena walau padi
mungkin lebih kecil dari manusia namun padi berkontribusi besar bagi kehidupan
manusia, baik secara psikologis maupun biologis. Dengan demikian berterima kasih
pada apapun yang berkontribusi dalam membentuk kepribadian manusia yang baik
sangatlah dibutuhkan, jika manusia sudah mampu berterima kasih maka dari
situlah ia akan belajar memahami dan mengahrgai.
Keep
spirit! Jadilah batang padi yang akan membuat subur rumput-rumput
disekelilingnya bukan malaj sebaliknya, dengan demikian menjadi manusi yang
terbaik akan mudah dicapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar